Senin, 19 April 2010

KENAPA HARUS MENJADI PROVINSI JIKA BISA MENJADI NEGARA UNITED STATE OF CONVERGENT ISLAND ( NEW GUINEA )

KENAPA HARUS MENJADI PROVINSI JIKA BISA MENJADI NEGARA

UNITED STATE OF CONVERGENT ISLAND ( NEW GUINEA )

Pulau Papua adalah pulau yang terbentuk dari endapan (Sedimentation) benua

Australia dan pertemuan/tumbukkan antara lempeng Asia (Sunda Shelf) dan lempeng

Australia (Sahul Shelf) serta lempeng Pasifik sehingga mengangkat endapan tersebut

dari dasar laut Pasifik yang paling dalam ke atas permukaan laut menjadi sebuah

daratan baru di bagian Utara Australia. Proses pertemuan/tumbukkan lempeng dalam

ilmu Geologi disebut Convergent. Sehinnga sudah saatnya untuk diberi nama

Convergent Island (Pulau Konvergen) dan bukan pulau New Guinea/IRIAN/Papua karena tidak ada hubungan dengan proses terbentuknya pulau ini. Sedangkan nama orang-orang (bangsa) yang mediami pulau ini termasuk rumpun yang berada di Oceania yaitu Rumpun Bangsa Melanesia (bukan Melayu) maka seharunya nama Bangsa adalah Bangsa Melanesia (bukan Papua). Pada mulanya Pulau ini terhubung dengan benua Australia di bagian Utara tetapi karena perubahan suhu Bumi makin panas sehingga mencairnya Es di daerah Kutub Utara dan Selatan, maka terputuslah menjadi sebuah Pulau baru.

Proses geologi ini diperkirakan terjadi pada 60 (enam puluh) juta tahun yang lalu dan

hal ini dapat dibuktikan dengan penemuan Kerang Laut, pasir laut dan danau air asin

di daerah Wamena yang tingginya lebih dari 4.884 m di atas permukaan laut serta

terdapatnya kesamaan hewan-hewan yang berada di Australia dan Papua seperti

Kanguru.

Gambar. 1.1: Peta Geologi Papua ketika terhubung dengan Australia

Sumber: http://www.environment.gov.au/coasts/publications/somer/annex1/marine-biota.html

Sementara terpisahnya daratan Australia dengan Papua oleh lautan berawal dari

berakhirnya zaman es yang terjadi pada 15.000 tahun yang lalu. Mencairnya es

menjadi lautan pada akhirnya memisahkan daratan Papua dengan benua Australia.

Masih banyak rahasia bebatuan Pegunungan Tengah dan Pegunungan di Kepala

Burung yang belum tergali. Apalagi, umur Pulau Papua ini masih dikategorikan

muda sehingga proses pengangkatan pulau masih terus berlangsung hingga saat ini,

proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi dengan kecepatan 2,5 km

per juta tahun.

Gambar. 1.2: PetaGeologi Papua

Sumber: DinasPertambangan dan Energi Prop. Papua - http://www.papua.go.id

Gambar. 1.3: Pertemuan Lempeng Asia, Pasifik dan Australia

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua

Akibat dari adanya endapan ini sehingga Pulau Papua banyak mengandung bahan

galian golongan A, B, dan C seperti Emas, Perak, Tembaga, Aluminium, Batu kapur,

Gamping, Uranium, dll.

Dan juga dengan adanya tumbukkan lempeng ini sehingga mengangkat banyak fosil

makluk hidup yang berupa Minyak, Gas Bumi dan Batubara.

Selain itu, pulau Papua memiliki Hutan Tropis yang sangat lebat karena berada pada

jalur Katulistiwa serta memiliki hasil laut yang banyak karena berada di Lautan

Pasifik yang sangat luas.

Itulah alasan mengapa mereka ( Indonesia) tidak pernah menginginka orang Papua namun mereka hanya menginginkan kekayaan sumber daya alam bumi cenderawasih, banyak dari kita yang berpikir bahwa negara kesatuan Indonesia dapat menjamin warga papua namu tidak semua berjalan sesuai dengan apa yang di harapakan.. Mengapa kita harus menjadi bagia dari suatu Negara yang tidak pernah menginginkan kita…?

adalah ucapan Ali Murtopo kepada para anggota DMP (Dewan

Musyawarah Penentuan Pendapat Rakyat ) yaitu Jakarta sama sekali

tidak tertarik dengan orang Papua tetapi Jakarta hanya tertarik dengan Wilayah

Irian Barat. Jika inginkan Kemerdekaan, maka sebaiknya minta kepada Allah

agar diberikan tempat di salah sebuah Pulau di Samudera Pasifik, atau menyurati

orang-orang Amerika untuk mencarikan tempat di bulan.

Gambar. 1.15: Komandan OPSUS, Mr. Ali Murtopo

Sumber: http://swaramuslim.com/images/uploads/tokoh_sejarah/Ali_Moertopo1.jpg

Bayangkan Negara yang kita puja Negara yang kita banggakan bahkan birokrasi dan pemerintanya tidak menginginkan kita orang hitam kulit dan berambut keriting yang bukan merupakan cirri-ciri dari bangsa Indonesia… mulai pemusnaan etnis ( genoside )

Akibatnya tidak ada kepastian hukum yang menjamin Hak Hidup penduduk Pribumi

Papua di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini terbukti

dengan adanya banyak pelanggaran HAM yang tidak ada tindakkan hukum kepada

para pelaku kejahatan kemanusiaan di Papua seperti Pembantaian Biak 1998 di

Tower dekat Pelabuhan sehingga 150 orang Hilang, Kasus Pembantaian Mapenduma

1996 dengan membayar tentara bayaran dari Inggris serta pemakaian Helikopter

Palang Merah Internasional (ICRC), Kasus Pemboman Wamena Tahun 1977 melalui

Operasi Kikis, Kasus Pembantaian 1965-1968 Base Camp dekat Markas Kompi 751

Arfai oleh TNI melalui Operasi Tumpas, Kasus Operasi Militer di Jayapura sehingga

sekitar 5000 orang melintas batas ke Papua New Guinea, Kasus Penyerangan Polsek

Abe yang dimanipulasi untuk memadamkan gerakkan Mahasiswa yang tiap hari

berdemonstrasi menuntut Referendum ulang, Kasus Pelanggaran HAM di Wasior,

Ilegal Logging, Ilegal Pertambangan seperti PT. Freeport yang telah menanda

tangani Kontrak Pertama pada tahun 1967 sebelum diadakannya Jajak Pendapat

(Referendum) tahun 1969 serta perpanjangan kontrak ke-2 sebelum berakhirnya

kontrak pertama, Genocide (Pembunuhan Bangsa Papua), Etnocide (Penghilangan

Ras Bangsa Papua), Perburuan Liar oleh Militer & Polisi Indonesia, Pendudukan

Kursi Legislatif di Pusat dan Daerah oleh Non Papua, Perampasan Hak atas Tanah

untuk kepentingan Pemerintah, Penguasaan Posisi Jabatan Penting di Pemerintahan

dan Swasta oleh Non Papua, Intimidasi Para Aktivis LSM dan Aktifis Papua

Merdeka, Manipulasi Sejarah Integrasi Papua ke dalam NKRI di dalam Kurikulum

Pendidikan Nasional Indonesia, dll. Semuanya itu menjadi hal yang biasa dan wajar

saja di atas Tanah Papua yang dijajah ini. Akibatnya, jumlah penduduk Pribumi

Papua yang mana pada tahun 1963 berjumlah 1.000.000 (700.000 terdaftar bayar

pajak + 300.000 Tidak membayar pajak) dan merosot/berkurang menjadi 800.000

(Gabungan Pribumi dan Non Pribumi) pada tahun 1969 hingga sensus penduduk

tahun 2000 masih tetap berjumlah 1.000.000 (Satu Juta).23 Sedangkan penduduk

pendatang yang mana tahun 1963 masih 0 tetapi pada sensus penduduk tahun 2000

berjumlah 1.200.000 (Satu Juta Dua Ratus Ribu). Hal ini merupakan bukti bahwa

telah terjadi Genosida (Pembasmian Suku Bangsa Papua) terhadap rakyat Pribumi

Papua. Sedangkan di prediksikan pada tahun 2020 masyarakat asli Papua ( Melanesia ) akan berkurang dan tergantikan dengan Masyarakat melayunesia ( camuran melayu dan Melanesia) dengan perbandingan 80% melayunesia 20 % Melanesia.

Gambar. 1.20: Penembakkan Yustinus Murib oleh Militer Indonesia pada 5 November 2003 (Kiri) Dan Seorang Warga Papua pendukung Bupati David Hubi di Wamena yang ditembak Polisi Indonesia.

Sumber: Center for Peace and Conflict Study – The University of Sydney

Kebanyakan Papua Barat marah tentang situasi mereka.

Mereka diserang oleh kekuatan asing pada tahun 1961 dan sejak itu lebih dari 100.000 orang

telah meninggal karena pengambilalihan. Pada tahun 1969, sesuai dengan rencana PBB untuk rakyat Papua Barat

menentukan masa depan mereka, Indonesia menyelenggarakan pemungutan suara tentang integrasi Papua Barat dengan Indonesia.

Sistem pemungutan suara tidak satu orang satu suara. Mengangkat tangan 1.025 orang yang dipilih oleh orang Indonesia,

bukan penduduk asli, dan benar-benar memilih 1022. Semua 1022 suara bulat untuk integrasi. Tempat lain di dunia pernah

ada 100% suara yang mendukung. Papua Barat menyebutnya THE ACT OF NO CHOICE dibandingkan dengan versi Indonesia Gratis pilihan.

Ada banyak cerita dari intimidasi, penyiksaan dan ancaman terhadap keselamatan keluarga yang dipilih pemilih.

Di Papua Timur, biasanya disebut sebagai Papua Nugini, yang berada di bawah perlindungan Australia,

australia memaksa PBB untuk memberikan pemerintahan itu sendiri pada tahun 1975.

Sangat menarik untuk sejajar dengan 2 bagian dari satu negara yang berisi orang-orang Melanesia yang sama.

PNG telah tumbuh dari suatu populasi sekitar 1 juta pada kelahirannya untuk penduduk 5 juta.

Penduduk Papua Barat telah tinggal di sekitar yang sama, sekitar 1 juta.

(Pada tahun 2009 Papua Barat telah diberikan sumber daya tambahan untuk mendaftarkan kelahiran masyarakat adat di desa-desa).

Papua Barat bicara tentang genosida lambat orang-orang mereka.

Transmigran dari seluruh Indonesia telah datang ke Papua dan diperkirakan bahwa dalam beberapa tahun mereka akan melebihi jumlah orang Papua.

Papua adalah negara kaya. Memiliki salah satu yang terbesar tembaga / tambang emas di dunia,

pertambangan Freeport. Ini juga memiliki banyak pasokan gas alam dan hutan yang luas dari kayu keras.

Baru-baru ini Indonesia telah dimulai pertanian padi, tebu dan produksi minyak sawit.

Indonesia tidak mengakui kepemilikan tanah asli. Itu semua dimiliki oleh Negara dan dapat dijual untuk kepentingan pribadi.

Undang-undang tidak memungkinkan untuk hak atas tanah adat. Kekayaan dari sumber daya alam pergi ke Jakarta dan ke militer.

Pada saat penulisan ada diyakini berada di sekitar 25-30,000 pasukan di Papua Barat.

Hal ini untuk sebagian besar negara yang tertutup dan meskipun akses diizinkan, perjalanan ke sebagian besar tidak diperbolehkan.

Militer masih diperbolehkan untuk menjalankan bisnis sendiri.

Hanya 30% dari pendapatan berasal dari dana pemerintah, sisanya dari prostitusi,

pembalakan liar, perlindungan dan penjualan fauna. Akibatnya orang Papua tetap merupakan salah satu orang termiskin di Indonesia.

Karena kekayaan yang dihasilkan dari Papua, Indonesia belum memberi Papua Barat kembali ke rakyatnya sendiri.

Panggilan untuk kemerdekaan yang secara brutal ditekan. Untuk memenuhi hak-hak Asasi Manusia keluhan,

Pemerintah Indonesia Otonomi Khusus diperkenalkan pada tahun 2001.

Ini seharusnya untuk memberdayakan dan memberikan mengangkat ekonomi untuk rakyat.

Itu tidak terjadi. 90% dari dana khusus itu tersedot di atas.

Papua bosan menunggu telah menunjukkan dalam ribuan mereka menuntut perubahan.

Mereka telah ditembak, disiksa dan dibunuh dalam upaya untuk menekan protes damai.

Sebuah kunjungan oleh pengawas hak asasi manusia PBB telah menunjukkan bahwa ada penyiksaan,

pembunuhan, pemenjaraan dan politik palsu perkosaan. Pelanggaran hak asasi manusia adalah endemik di Papua Barat.

"Dalam beberapa kasus, sementara kami memeriksa fasilitas, penyiksaan masih berlangsung,

orang-orang yang telah diinterogasi dipukuli" utusan PBB Manfred Nowak 2007

Anggota Kongres Amerika Serikat Eni Faleomavanega, ketua Kongres AS Komite Urusan Pasifik,

mengunjungi Papua Barat pada November 2007 dan menulis surat kepada Presiden SBY bahwa pada

perjalanan kedua ini dia sekali lagi dicegah dari pertemuan Papua.

Dalam beberapa tahun terakhir kami telah memiliki jumlah lebih tinggi laporan insiden kekerasan.

Penyelidik hak asasi manusia itu sendiri telah ditangkap dan diadili atas hasutan; pejabat gereja telah dipukuli dan diintimidasi;

biasa jumlah kematian akibat keracunan makanan telah terjadi.

Juga telah terjadi pembunuhan terhadap orang Papua tidak bersalah oleh militer dan menghilangnya dan kelaparan sejumlah besar orang.

Jadi semua kembali kepada seluruh rakyat Papua Apakah masih mungkin rela masih mau bersatu dengan NKRI jika mereka saja tidak di ingikan?

Sehingga ideologi KENAPA HARUS MENJADI PROVINSI JIKA BISA MENJADI NEGARA UNITED STATE OF CONVERGENT ISLAND ( NEW GUINEA )

Mecuat dia seantero tanah new guinea. Tinggal bagai mana kita dapat memutuskan , yang terbaik untuk bangsa dan tanah papua tercinta.

Salam

ARFAK Valley 18,april 2010

Capten R,dj.B,S.com

Chief Warrant Officer

PAPUA ARMY

SETIA DJUDJUR MESRA







WHY CAN BECOME A STATE IF THE PROVINCE
UNITED STATE OF CONVERGENT ISLAND (NEW GUINEA)


Papua Island is an island formed by sediment (sedimentation) continent
Australia and meeting / collision between the plates of Asia (Sunda Shelf) and plates
Australia (Sahul Shelf) as well as the Pacific plate that held up the sediment
from the seabed in the Pacific's most over the ocean surface into a
new land in northern Australia. The process of meeting / collision plate in the
geological science called Convergent. Sehinnga time has come to be named
Convergent Island (Island converge) and not the island of New Guinea / IRIAN / Papua because it had no relation to the process of the formation of this island. While the names of the people (nation) that mediami this island including the cluster is located in the Oceania Nations Melanesian cluster (not the Malays), the Nation is a Nation seharunya Melanesian (non-Papuan). At first the island is connected with the Australian continent in the northern part but because of changes in Earth's temperature is hotter, so the melting of ice in the Arctic regions of North and South, then disconnect to a new island.
Geological processes is estimated to occur in 60 (sixty) million years ago and
this can be proved by the discovery of Sea Shells, sand, sea and salt water lakes
Wamena area whose height is more than 4884 m above sea level and
the presence of common animals that are in Australia and Papua as
Kangaroos.

Fig. 1.1: Geological Map of Papua when it is connected with Australia
Source: http://www.environment.gov.au/coasts/publications/somer/annex1/marine-biota.html

While the separation of the Australian mainland and Papua by the sea begins
end of the ice age that occurred at 15,000 years ago. Thawing ice
into the ocean in the end separates the mainland of Papua with the Australian continent.
There are still many secrets of the Middle Mountains and the Mountains of rocks in the Head
Birds are not yet excavated. Moreover, age is still categorized Papua Island
young that the process of appointment of the island continues to this day,
This appointment process based on the geologic time scale with the speed of 2.5 km
per million years.


Fig. 1.2: Papua PetaGeologi
Source: DinasPertambangan and Energy Prop. Papua - http://www.papua.go.id




Fig. 1.3: Meeting of the Asian Plate, the Pacific and Australia
Source: Department of Mines and Energy of Papua Province
As a result of the existence of these deposits contain so much material Papua Island
excavation group A, B, and C as Gold, Silver, Copper, Aluminum, Limestone,
Limestone, uranium, etc..
And also with the existence of this plate collision that raised many fossils
living creatures such as Petroleum, Natural Gas and Coal.
In addition, the Papua New Guinea has a very dense tropical forest because they are on
Equator line and having a lot of seafood because it is located in the Ocean
The vast Pacific.
That is the reason why they (Indonesia) never menginginka Papuans but they only want the earth's natural resource wealth of paradise, many of us who think that the unitary state of Indonesia can not guarantee the citizens of Papua Namu all goes according to what is in the hope the .. Why should we be bagia of a State who never wants us to ...?
are the words of Ali Murtopo to members of DMP (Council
Determination of the People's Consultative Opinion), ie altogether
not interested in the people of Papua, but Jakarta is only interested in the Region
West Irian. If you want independence, then it should ask from God
to be given a place in one of the islands in the Pacific Ocean, or write to
American people to find a place in the month.



Fig. 1:15: kindergarten, military intelligence commander, Mr. Ali Murtopo
Source: http://swaramuslim.com/images/uploads/tokoh_sejarah/Ali_Moertopo1.jpg


Imagine our country that we are proud of puja State bureaucracy and pemerintanya not even want our black people skin and curly hair that is not a characteristic of the Indonesian people ... start pemusnaan ethnic (genoside)
Consequently there is no legal certainty that guarantees Rights Indigenous resident Life
Papua in the Unitary State of Indonesia (Homeland). This is evident
with the existence of many human rights violations there is no legal tindakkan
the perpetrators of such crimes against humanity in Papua in 1998 in Biak Massacre
Tower near the port so that 150 people lost, Mapenduma Massacre Case
1996 by paying the mercenaries from the British and the use of helicopter
International Red Cross (ICRC), Bombing Case Wamena Year 1977 through
Remove Operations, 1965-1968 Base Camp Massacre Case near the Headquarters Company 751
Arfai by the military through Operation annihilated, Case Military Operation in Jayapura so
Around 5000 people across the border into Papua New Guinea, Police Assault Case
Abe is manipulated to move the student who put out each day
The referendum requires repeated demonstration, Human Rights Violations in Wasior Case,
Illegal logging, illegal mining, such as PT. Freeport which has signed
First contract signed in 1967 before holding Polls
(Referendum) in 1969 and a contract extension before the expiry of the 2nd
The first contract, Genocide (murder of Papuan Nation), Etnocide (Disappearance
Racial Nation Papua), Hunting the Wild by the Military & Police of Indonesia, the Occupied
Legislature seats in the Central and Local Government by the Non-Papuans, confiscation of Land Rights
for the interests of the Government, Important Position Control Position in Government
and Private by Non Papua, intimidation of NGOs and activists Activists Papua
Freedom, Manipulation History of Papua into the Homeland Integration in Curriculum
National Education of Indonesia, etc.. Overall it was becoming more common and reasonable
Just in the Land of Papua, which was colonized. As a result, the population of Natives
Papua, which in 1963 amounted to 1,000,000 (700,000 registered pay
taxes + 300,000 No pay taxes) and dropped / reduced to 800,000
(Combined Natives and Non Natives) in 1969 to the census of population
the year 2000 still amounted to 1,000,000 (One Million) .23 While the population
arrivals in 1963 which is still 0 but on the 2000 population census
amounted to 1,200,000 (One Million Two Hundred Thousand). This is evidence that
Genocide has occurred (the Tribal Extermination Papua) towards Indigenous people
Papua. Whereas in the year 2020 predicts the indigenous people of Papua (Melanesia) will be reduced and replaced with melayunesia Society (camuran wither and Melanesia) with a ratio 20% 80% melayunesia Melanesia.



Fig. 1:20: Justin shooting Murib by the Indonesian military on November 5, 2003 (Left) And A citizen of Papua Regent David Hubi supporters who shot Police in Wamena Indonesia.
Source: Center for Peace and Conflict Study - The University of Sydney
Most of West Papua was angry about their situation.
They were attacked by foreign powers in 1961 and since then more than 100,000 people
has died of a takeover. In 1969, in accordance with the UN plan for the West Papuans
determine their future, Indonesia conducted a vote on the integration of West Papua with Indonesia.
Voting system is not one person, one vote. 1025 people raised their hands chosen by the people of Indonesia,
non-indigenous, and actually vote in 1022. All 1022 voted unanimously for integration. Elsewhere in the world ever
there is 100% vote in favor. West Papua called THE ACT OF NO CHOICE as compared with the Indonesian version of Free choice.
There are many stories of intimidation, torture and threats to the safety of voters selected family.
East Papua, usually referred to as Papua New Guinea, which is under the protection of Australia,
Australia forced the UN to give the government itself in 1975.
It is interesting to parallel with the 2nd part of a country that contains those same Melanesia.
PNG has grown from a population of about 1 million at birth to 5 million inhabitants.
West Papuan population has lived around the same time, around 1 million.
(In the year 2009 West Papua has been given additional resources to register the birth of indigenous peoples in the villages).
West Papuan genocide slow talk about their people.
Transmigrants from all over Indonesia has come to Papua and it is estimated that within a few years they will outnumber the Papuans.
Papua is a country rich. Having one of the largest copper / gold mine in the world,
Freeport mining. It also has lots of natural gas supplies and the vast forests of hardwoods.
Recently, Indonesia has begun farming rice, sugarcane and palm oil production.
Indonesia does not recognize indigenous land ownership. That's all owned by the State and can be sold to private interests.
The law does not allow for customary land rights. Wealth of natural resources went to Jakarta and to the military.
At the time of writing there are believed to be around 25-30,000 troops in West Papua.
This is for most countries that are closed and even if access is allowed, a trip to the majority is not allowed.
The military still allowed to run their own business.
Only 30% of income comes from government funds, the rest of prostitution,
illegal logging, protection and sale of fauna. As a result of the Papuans remain one of the poorest people in Indonesia.
Because the wealth generated from Papua, West Papua, Indonesia does not give back to their own people.
Calls for independence which was brutally suppressed. To meet the Human rights complaints
The Indonesian government introduced the Special Autonomy in 2001.
This is supposed to empower and provide economic lift for the people.
That did not happen. 90% of the proceeds above that special sucked.
Papua tired of waiting they have shown in thousands of demanding change.
They had been shot, tortured and murdered in an attempt to suppress peaceful protest.
A visit by UN human rights watchdog has shown that there is torture,
murder, false imprisonment and the politics of rape. Human rights violations are endemic in West Papua.
"In some cases, while we inspect the facilities, torture is still ongoing,
people who have been questioned beaten "UN envoy Manfred Nowak 2007
U.S. Congressman Eni Faleomavanega, chairman of the U.S. Congress Pacific Affairs Committee,
visited West Papua in November 2007 and wrote a letter to President Yudhoyono that the
This second trip he was once again prevented from meeting in Papua.
In recent years we have had a higher number of reports of violent incidents.
Investigator's own human rights has been arrested and tried for incitement; church officials have been beaten and intimidated;
unusual number of deaths from food poisoning has occurred.
Has also occurred the murder of innocent people of Papua by the military and the disappearance of famine and large numbers of people.

So all went back to the people of Papua: Is it still probably would still want to unite with the Homeland if they are just not in ingikan?
So WHY SHOULD BECOME ideology PROVINCE IF COUNTRIES CAN BE UNITED STATE OF CONVERGENT ISLAND (NEW GUINEA)
Mecuat him throughout the land of New Guinea. Live as where we can decide, the best for the nation and the land of Papua beloved.

Greeting
Arfak Valley 18, April 2010




Capten R, dj.B, S.com
Chief Warrant Officer
PAPUA ARMY

FAITHFUL honest affectionate


Tidak ada komentar:

Posting Komentar